Konglomerasi pernah menjadi sebuah pilihan bertumbuh dalam waktu lama di dunia korporasi. Terutama ketika lingkungan ekonomi penuh dengan harapan sekaligus sedikit hambatan. Ia berbentuk ekspansi usaha yang tidak mengenal batas batas. Dan pemilik di baliknya mudah sekali disebut dengan sebutan konglomerat. Kaya terkemuka berpengaruh, berbahagia, penuh kebebasan hanyalah sebagai atribut yang melekat di balik kehidupan segelintir sahabat yang kerap disebut konglomerat. Sehingga mudah dipahami, kalo ada banyak sekali orang kemudian berlomba lomba menjadi konglomerat.
Merapat ke pejabat, bermain pat gulipat, menganalisa pasar, menyewa para profesional, membeli teknologi terkini, belajar keras sampai dengan bekerja yang keras. Semuanya dilakukan hanya untuk dapat sebutan jadi konglomerat. Dan jadilah Zaman ekonomi penuh bonanza, kehidupan menjadi milik segelintir manusia konglomerat material. Namun, begitu zaman berganti berubah dari Ekonomi penuh kemudahan menuju ekonomi penuh tantangan, maka bertumbanganlah konglomerat satu dan konglomerat yang lain. Tidak saja kehidupan materi yang bertumbangan, kehidupan keluarga, kehidupan kejiwaan, sampai dengan kehidupan spiritual ikut bertumbangan, ini yang berada di balik cerita si sebuah zaman ada pengusaha yang amat kaya, kemudian di zaman lain menghabiskan kebanyakan waktu di tempat tempat spiritual.
Ada yang ikut sekolah teologi, ada yang rajin ke pesantren, ada yang mulai belajar meditasi, ada yang membuka buka buku suci, adapula yang pergi ke dukun, ada yang rajin sembahyang. ada yang amat tekun melafalkan mantra, dan bisa diperpanjang dengan yang lain. Semua itu mengingatkan pada salah satu pojokan kisah nasrudin. Suatu hari Nasrudin amat teramat rajin berdoa, pagi, siang, sore malam doanya cuma satu : Tuhan tolong sekali kali kasih menang lotere. Karena demikian rajin dan tekunnya berdoa, konon menurut lelucon ini, Tuhan datang bertanya : Sudah beli lotere belon ??? dengan polos nasrudin menjawab belon...hehehheheheh
Inilah potret banyak perjalanan spirituil kekinian belum beli lotere sudah berdoa. Dengan kata lain berdoa itu tentu baik. lebih lebih berdoa tulus, iklas dan keras, Namun doa menjadi nyata melalui langka langka kerja.
Dan andapun boleh berspekulasi makna dengan cerita ini, Namun, seorang sahabat pernah bertutur, kalau hidup lengkap dengan seluruh dinamikanya adalah perjalanan spiritual, bahkan bisa membuat hidup dari bangun pagi sampai tidur lagi di malam hari sebagai serangkaian syair kesadaran yang mengagumkan. Siapa saja yang melakukan semua dengan sadar, ia sudah memasuki wilayah wilayah sukacita yang mengagumkan...dari kesadaran penuh keindahan aidit faisol with love