Saia Dan Semua Menjadi Korban
Mungkin krn lahir dan besar di desa,hampir setiap hari ada kerinduan utk melihat nuansa2 pedesaan. Ada suara burung,ruang2 lebar dan luas di mana mata bisa memandang bebas,udara yg bersih dr polusi,manusia2 yg jujur dan polos,dan yg paling penting ada manusia2 dgn beban hidup yg ringan2 saja. Sahabat2 kecil di desa dulu,pagi berangkat ke sekolah dgn berjalan kaki jauh tanpa sandal,siang pulang sekolah langsung mengambil sabit mencari rumput utk sapi peliharaannya,agak sore mencari kayu bakar,dan malamnya tidur nyenyak.Itulah siklus kehidupan dgn beban yg ringan.Dalam sebuah lembaran kenangan yg masih tersimpan indah dalam memori,saia bersama seorang sahabat kecil berjualan es keliling sambil menenteng termos kecil secara bergantian.Di desa yg tdk terlalu luas ini,kami silih berganti berteriak 'eees' uang imbalan dr menjual es ini emang tdk seberapa,ttp kualitas kebahagian yg dihadirkan ketika berjalan keliling desa sambil teriak2 ini tersimpan indah dlm kenangan.Bahkan ia mengalahkan kenangan menaiki pesawat kelas bisnis,tidur di hotel berbintang lima di singapura,atau dimandikan oleh pujian tepuk tangan ribuan orang.Lebih2 ketika ayah telah tiada.Desa tdk saja menyimpan kenangan masa kecil.Namun juga membingkai indah bekas2 cinta org tua.Saat di desa ibu pernah berpetuah sederhana: dgn org miskin kalau memberi sebaiknya lebih.Di desa juga tersisa bekas2 telapak cinta ayah yg mewariskan tulisan kepada saia keraslah terhadap kehidupanmu nanti hidup akan melunak terhadapmu. Puluhan tahun setelah kenangan2 manis tadi berlalu,sang hidup sudah berganti wajah secara amat radikal.Udara pedesaan serta keistimewaan lainnya sdh digantikan oleh jadwal yg padat,terbang ke sana kemari spt semuanya memburu dari belakang.Ada byk hal dulu tdk mungkin dimiliki,tp sekarang mjd bagian hidup keseharian.Dulu uang 500 rupiah spt mimpi,skrg utk bayar parkirpun masih kurang. Dulu melihat pesawat terbang sebesar capung di udara spt memandang surga yg hanya ketemu setelah meninggal,sekarang ia mjd kendaraan keseharian lengkap dgn hal2 serba biasa.Dulu jangankan punya rumah supermewah di luar pulau jawa memperbaiki atap yg bocor saja nunggu panen 3 bulan hehehehehe..perjalanan karir yg naik memang mengenakkan, dan perjalanan turun sebenarnya waktu yg tepat untuk kontemplasi..dari renungan malam aidit faisol with love
Category:
