Saia dan Menertawakan diri sendiri
Banyak acara televisi yang bisa menumpulkan pikiran dan hati kita. Sebuah stasiun televisi suka menayangkan film film vulgar Indonesia era 80 an yang dibintangi oleh Kiki fatmala, Yurike Prastika, Sally Marcellina, dan sebagainya. Coba kita lihat film film Dono kasino Indro ( DKI ) yang sampai hari ini diputar di televisi. Film seperti ini mungkin terasa lucu untuk zamannya, tetapi untuk masa sekarang apalagi setelah tayang berkali kali sudah sama sekali tak menarik. Isinnya hanyalah bagaimana kita bisa menertawakan orang lain.
Di sebuah televisi swasta, saia sempat menyaksikan acara tukul arwana. Ia di dampingi tiga wanita : Sarah Azhari, Aline Tumbuan, dan Omas
Anda bisa bayangkan dong bagaimana penampilan Sarah Azhari dan Aline?? Tukul pun memuji mereka habis habisan. Ia bahkan bertanya kepada Aline bagian tubuh yang mana yang sangat menarik baginya. Aline menjawab payudarnya. Dan tukul kemudian menjulurkan lidahnya dengan gaya vulgar. Tapi apa yang dia lakukan terhadap omas?? Sangat mengenaskan. Ia menghina omas habis habisan. Ia mencaci maki Omas. Dan satu kata katanya yang membuat saia mengurut dada adalah : Ia menyebut Omas sebagai keturunan iblis…uuucch,,
Bagi saia perilaku Tukul ini keluar dari lingkaran kebaikan. Ia melakukan pelecehan terhadap kemanusiaan. Ia sudah mendegradasi keluhuran kemanusiaan, walaupun mungkin saja ia tak bermaksud sejauh itu. Tapi yang lebih menarik lagi adalah respon penonton yang berada di studio. Mereka semua tertawa terbahak bahak seakan akan mendapatkan suguhan acara yang luar biasa hebat. Inilah potret masyarakat kita: suka menertawakan orang lain. Padahal yang paling penting bagi kita ialah kemampuan untuk menertawakan diri sendiri.
Menertawakan orang lain hanya akan menumpulkan hati dan pikiran kita, membuat kita jadi tidak sensitive, membuat hati kita jadi keras dan tidak memperdulikan orang lain…
Dari parody kehidupan sekeliling kita ,,,saia aidit faisol with love,,,salam hangat
Category:
