Saia Dan Tuhan pun Meminta

sombreroid | 23.34 |

Cerita punya cerita, Cerita ini mungkin hanya sebuah kisah saat waktu saia kecil dulu, ibu sering mengisahkan cerita ini sehingga saia tak mampu untuk melupakannya. Saat saia terpuruk, tak dapat melupakan kekaguman diri, kemelekatan dan ke Ego an cerita ini seperti hadir kembali untuk bertutur dan menasehati saia,,,dan beberapa saat sebelum tulisan ini di muat di beberapa penerbitan saia sempat tertegun, dengan banyaknya sahabat saia memberikan komen tertinggi di atas judul2 yang lain,di sebuah group diskusi on line. Dan ini lah sekuel cerita tersebut.

Suatu hari seorang petani yang merasa panenan di ladangnya terus menerus hilang di curi monyet, memasang jebakan berupa toples yang didalamnya di masukkan biji bijian. Toples tersebut diikat kuat kuat pada batang pohong sehingga tidak lepas ditarik. Sang monyet yang melihat biji bijian gratis memasukkan tangannya begitu saja kedalam toples lalu meraup bebijian semampu kepalan tangannya. Saat mencoba menarik tangannya keluar sang monyet tidak dapat melakukannya karena posisi tangannya yang mengepal menggemgam bebijian membuat tangan tidak muat didalam toples. Cara agar bisa lolos dari jebakan tersebut sebenarnya sangat mudah, tinggal melepas kepalan tangan yang menggemgam sehingga telapak tangannya bisa diluruskan dan ditarik keluar. Tapi melakukan itu berarti kehilangan bebijian yang sudah digenggam dan di saat seperti ini musuhnya adalah diri sendiri.

Cerita monyet adalah cerita kita semua dengan segala macam perangkatnya. Bersih kukuh tidak mau melepas Ego yang terlanjur digemgam kuat kuat, sehingga transformasi menjadi terhambat prosesnya.

Menerima dengan iklas adalah kunci menatap yang lama berlalu dan yang baru datang dengan tetap tersenyum karena sadar hidup memang harus begitu.

Hidup sedang begitu, hidup memang begitu, hidup adalah begitu,,,,,,,,,

Setelah beberapa kali menonton The Last Samurai, di kali entah yang keberapa saia tiba tiba bisa bercucuran air mata dan terteguk tanpa bisa berhenti. Disaat itu saia menyadari proses yang dialami kapten Algren adalah sebuah proses Transformasi dan saia tahu betul rasanya bertransformasi saya paham beratnya setelah meminta kepada Tuhan untuk diubah menjadi individu yang lebih baik, Lalu TUHAN tersenyum, mengulurkan tanganNYA dan mengatakan "Serahkan Ego mu".

Kita adalah Ulat yang harus iklas mengepompongkan diri jika mendamba menjadi kupu kupu. Tuhan memberikan gambaran ini di alam sejak dulu untuk jadi pengingat. Hidup ulat dan kupu kupu sama sekali berbeda, kebermaknaan hidup ulat yang menjadi tanaman dan kupu kupu yang membantu penyerbukan adalah dua sisi yang berkebalikan. Semua seharga kepompong transformasi diri yang didalamnya ego ulat dihabiskan.

Pada Akhirnya saia merasa kita bukan hanya bagian dari proses, tetapi kitalah proses itu sendiri.

" Tuhan Tunjuki Hati Dan Pikiran Kami Untuk Selalu Mampu Memilih Yang Benar"

Dari kamar peraduan bersama seseorang yang selalu menginspirasi saia di Pulau Dewata,,,aidit faisol with love,,,semoga bermanfaat........

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!