Saia Puasa Dan Sebuah Refleksi
Puasa sering kali identik hanya menahan lapar dan dahaga, agama manapun saia tahu selalu mengutamakan puasa sebagai latihan terhadap esensi spiritual kejiwaan. Orang tua kita jaman dulu lain lagi mereka kerap kali berpuasa untuk berpantang terhadap makanan yang dapat membuat dirinya beringas melebihi dari makhluk lain atau berpantang untuk berbicara, karena terlalu banyak bicara bukan saja manusia semakin jauh dari kebenaran tetapi juga cenderung untuk memperbodoh diri dan menyakiti yang lainnya. Puasa dan berpantang tentulah sangat baik apalagi di jaman seperti ini, dimana manusia punya kecenderungan berlebihan dan melampaui batas. Akan tetapi ada juga yang menganggap puasa sebagai ritual agama seperti berdagang,siapa yang mencurahkan modal sebanyak banyaknya akan mendapat keuntungan yang juga semakin menggunung di kemudian harinya, tanpa harus tau, bagaimana investasi itu di kawal ditindak lanjuti dan di refleksikan dalam kehidupan yang nyata, yang diharapkan hanyalah imbalan Pahala pahala dan hanya pahala hehhehehe bukankah ini seperti pedagang pada umumnya????, itulah yang kerap kali mewarnai kehidupan beragama kita, tanpa harus mensosialisasikan hubungan kemanusiaannya. Banyak mengumpat, tidak punya empati, merespon berlebihan dan jauh dari perasaan syukur adalah wujud yg hendak di perbaiki oleh tatanan ritual semua agama semestinya. Bukan menghasut untuk meninggalkan atau anti ritual, saia banyak melihat begitulah keadaan yang sering kita lihat saat ini. Lebih tepatnya lagi ritual agama yang dilakukan oleh masing masing pemeluk agama amat baik, lebih baik lagi kalau semuanya itu diikuti oleh peradaban yang lebih excellent santun dalam bertutur kata menjadi pionir dalam tindakan dan kebijakan membantu dan memberi solusi mungkin lebih lebih yang di harapkan oleh Guru guru sejati agama agama di Dunia, seperti Muhammad , Isa Putra Maryam, Santo Josep, Sidharta Gautama, Dalai lama, Ghandi dsb
Syukur lain lagi, karena tidak terlalu banyak tersedia selain menerima Takdir baik dan buruk kehidupan sebagai pilihan hidup, mungkin ada baiknya menyelami rahasia kehidupan. Pada hampir setiap hal yang tak bisa dipilih, manusia punya sebuah pilihan indah : mensyukurinya! Lebih dari sekedar indah, bersyukur menjadi pintu gerbang utama kelapisan lapisan kehidupan yang lebih utama. Seperti sekumpulan manusia yang berjalan penuh dengan beban, bersyukur membuat manusia mengurangi banyak sekali beban perjalanan.
Sayangnya, pintu gerbang bersyukur ini yang kerap sulit dicapai banyak orang. Ada sahabat yang sulit mecapainya karena punya hobi berat membandingkan dengan orang yang lebih tinggi. Ada yang tidak pernah sampai disana karena mengejar keinginan yang bergerak semakin tinggi dan semakin tinggi. Ada juga yang dibelenggu oleh anggapan kalau bersyukur itu pasif dan tidak maju maju. Apapun alas an dan argument yang diajukan, tanpa bersyukur, amat susah bagi manusia untuk memasuki lapisan lapisan makna yang lebih dalam akan kehidupan.
Jangankan makna, rezeki juga seperti tidak pernah ada artinya. Tuhan kerap didudukkan dalam posisi serba salah. Tidak naik pangkat salah karena bosan dan ingin tambah rezeki. Naik pangkat pun keliru, sebab masalah mulai menggunung dan berjubel. Dan yang paling parah, ketiadaan rasa syukur membuat manusia menghabiskan terlalu banyak energi disebuah kegiatan: berkelahi dengan diri sendiri dan kehidupan. Bisa dipahami kalau kemudian orang orang dengan kualitas rasa syukur yang rendah, kemudian tidak saja susah karir dan rezekinya, juga membebani diri dengan banyak sekali beban yang melebihi kapasitas mereka untuk menggendong.
Manusia sebenarnya tergolong makhluk dengan energi yang amat mengagumkan. Banyak yang bisa dicapai bahkan melampaui batas batas rasionalitas. Kenapa teramat sedikit yang sampai disana. Pertama karena banyak sekali tong energi manusia yang bocor disana sini. Kedua tong penyimpanannya sudah bocor pada saat yang sama, tidak pernah terhubung dengan pusat energi. Sehingga praktis kisah manusia modern ditandai oleh terlalu banyak manusia dengan jumlah energi yang defisit.
Sayap sayap kerja??? Hehehe ia praktis lumpuh dalam keadaan defisit energi. Sehingga di halaman halaman kehidupan yang sudah dibukakan pintu gerbangnya oleh kegiatan bersyukur, layak direnungkan kembali menutup tong energi yang sudah bocor. Kalau sumber bocornya bernama ketakutan, kecurigaan, kebencian dan penghakiman, layak dipikirkan untuk bersahabat dengan mereka. Disarankan untuk bersahabat karena permusuhan dengan mereka hanya akan menghadirkan peperangan baru yang menimbulkan kebocoran kebocoran baru. Ketakutan, kebencian, kecurigaan dan penghakiman memang hanya tamu kehidupan yang sering berkunjung. Dan hak manusialah untuk menempatkan sahabat sahabat ini menjadi penguasa kehidupan yang mendikte, atau menjadi sekedar sahabat yang hanya datang kalau diundang.
Ketenangan, kematangan, kedewasaan, dan kebijaksanaan memang bisa banyak membantu dalam hal ini. Cuman petunjuk petunjuk jalan kejernihan terakhir hanya bisa ditemukan dalam kehidupan yang kotoran batinnya sudah dimulai dibersihkan. Seorang sahabat baik saia pernah bertutur tentang tiga tangga emas pembersihan batin, Bertindak yang baik, berniat baik dan kemudian menjadi baik. Begitu tiga tangga emas ini terlalui, batin manusia manapun menjadi bersih. Petunjuk petunjuk jalan di jalur keheningan muncul disana sini. Kadang ketenangan yang membimbing, kerap kebijaksanaan yang menjadi guru.
Kembali keawal tulisan saia diawal, semoga puasa 30 hari kita menjadi refleksi kehidupan ke 11 bulan kedepan, bukan hanya berhenti di bulan ramadhan saja…Dan seperti kupu kupu yang baru keluar dari kepompong, tiba tiba kedua sayap sudah kuat. Dan udara di luar sana sudah lama menunggu. Siap membantu kita manusia terbang tinggi di jalan jalan kehidupan…dari akhir ramadahan yang penuh makna Saia aidit faisol mengucapkan selamat Hari Raya Idhul fitri 1432 Hijriah, Mohon Ma’af dari segala Salah dan Khilaf, dan selamat merefleksikan hasil puasa kita ke bulan bulan kedepan…..selamat mencoba
Category:
