SEBUNGKUS NASI DAN KETABAHAN II
Ketika harga sembako mahal, semua orang berteriak-teriak "turunkan
harga sembako", harga cabe mahal, 1 kg sampai ratusan ribu, pemerintah
mengintervensi supaya harga cabe turun. Banyak cara orang-orang yang
tidak bernasib baik memungut cabe, beras dan lainnya yang jatuh dari
karungnya, dikumpulkan dan dijual. Hanya sedikit nafkah untuk keluarga
di rumah namun hasil jerih payahnya, sangat dinikmati dan disyukuri,
tidak ada sebiji nasi, yang tertinggal di piring atau bungkus nasi.
Benar-benar sangat mensyukuri rizki yang diraihnya.Dia berkata bahwa
beras-beras yang tercecer saya kumpulkan sedikit demi sedikit hanya
untuk menyambung hidup, yang tak tau besok apa yang saya makan. Hiruk
pikuk para pengangkut beras, si orang tersebut mendapat cipratan dari
beras yang tercecer
Cerita diatas sangat bertolak belakang dengan
apa yang saya dengar dan sangat terenyuh dengan kejadian orang yang
bernasib baik namun perilaku yang membuang sebungkus nasi dihadapan
seorang yang berhati baik dan mulya mengenai jilbab yang dikenakan,
Subhanallah. Dengan menahan amarah, dengan pengendalian diri yang baik,
perempuan berjilbab bergumam "saya tidak ridho".
Pertanyaan saya,
sebegitukah moral dan perilakunya? Apakah tidak bisa menghargai
sedikitpun usaha wanita berjilbab? Mengapa keegoisan merasa lebih tinggi
derajatnya? Puaskah dengan amarah seperti itu?
Saya hanya bisa
membesarkan hati, sabar dan tahan amarah, percikkan air di hati agar
emosi bisa terkendalikan. Dengan berurai air mata, dengan kesedihan yang
dalam dan hatinya menanyakan "apakah seperti ini balasannya"
Emosi yang berlebihan dan tidak terkontrol dengan mengedepankan keegoisan, lengkap sudah menu yang bernama AMARAH.
Orang
tersebut jelas sangat tidak menghargai jerih payah orang dengan
kondisi sakit, masih menyempatkan untuk membelikan sebungkus nasi. Orang
tersebut juga kurang bermoral dan merasa puas dengan pelampiasan emosi
membuang sebungkus "rizki" yang bagi orang bernasib kurang baik sangat
berguna dan memberikan manfaat bagi diri dan anak-anaknya.
Orang
tersebut kurang mensyukuri nikmat yang telah diberikanNya. Itu jawaban
atas pertanyaan yang saya ungkapkan diatas. Sampai ada pikiran saya
"Coba orang tersebut ikut program di stasiun televisi "Tukar Nasib",
sehingga dia akan menyelami bagaimana sulitnya orang mencari makan walau
sebungkus nasi.
Emosi yang berlebihan sangat tidak baik dan
cenderung merugikan bagi orang lain. Semua bisa dibicarakan dengan baik,
apapun permasalahan tersebut. Kalau keegoisan yang masih dikedepankan,
maka tidak ada solusi yang didapatkan. Semoga saya, anda tidak meniru
perilaku arogan orang tersebut. Dan saya, anda bisa belajar dari
perempuan berjilbab, bagaimana bisa mengendalikan emosi, menjaga tetap
sabar.
Sebungkus nasi sangat bernilai, hargai orang yang telah berbuat baik dan syukuri atas nikmatNya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Category: Sexy
