SEBUNGKUS NASI DAN KETABAHAN

sombreroid | 12.07 |

Sebuah kisah disampaikan Abu Khubaisy kepada murid-muridnya. Suatu hari Abdullah bin Umar, khalifah yang terkenal sebagai pembangun Bait al Maqdis, terserang penyakit. Para asistennya sangat mengkhawatirkan umur khalifah karena penyakitnya itu. Ternyata, Allah SWT belum berkenan memanggil Abdullah ke haribaan-Nya. Khalifah berangsur-angsur pulih.
Setelah kondisi kesehatannya membaik, sang khalifah berkeinginan untuk menyantap ikan panggang. Mendengar keinginan itu, para pembantunya langsung mencari ikan dan memanggangnya. Hidangan ikan panggang yang aromanya begitu memikat meningkatkan selera makan khalifah. Ia ingin segera menyantapnya.
Pada saat khalifah akan memulai makan, tiba-tiba muncul seorang musafir yang tampak sangat kelaparan. Serta-merta, Khalifah Abdullah bin Umar menyuruh pembantunya segera mengangkat hidangan yang ada di hadapannya dan memberikannya kepada si musafir. Perintah itu membuat para pembantunya protes sebab merasa jerih payahnya tak dinikmati khalifah.
Mereka keberatan kalau makanan tersebut diberikan kepada musafir tadi. "Hidangan ini dengan sengaja kami buatkan untuk tuan dan sesuai dengan pesanan tuan. Namun, mengapa diberikan kepada musafir itu?" Khalifah menyampaikan penjelasan kepada pembantunya mengapa ia urung menyantap hidangan itu.
 "Wahai pembantuku, tahukah kamu bila aku memakan makanan ini, maka sebetulnya itu aku lakukan karena aku menginginkan dan menyukainya. Tetapi, bila musafir itu memakannya, itu karena ia benar-benar membutuhkannya. Jadi, sesungguhnya makanan itu lebih berharga bagi dia daripada untukku," katanya. (Republika, 2011)

Menyimak cerita diatas dan menyambung kisah sebungkus nasi dan ketabahan yang pertama. Sungguh sangat luar biasa bila kita bisa mengikuti jejaknya. Cerita sebungkus nasi yang I, begitu terasa bagaimana orang yang kurang bernasib  baik mengais satu per satu biji beras terkumpul dan dijual untuk mendapatkan sebungkus nasi. Orang yang bernasib lebih baik dengan menempatkan derajat keegoisan lebih tinggi, mencampakkan hasil jerih payah seorang perempuan yang dengan keikhlasannya memberikan sebungkus nasi. Padahal orang tersebut lapar, namun dengan keegoisan tinggi mencampakkan. Sungguh sangat berbeda dengan cerita Khalifah diatas, Khalifah memberikan hidangan itu, walau beliau sangat menyukainya, namun ada yang lebih membutuhkan yakni musafir. Kalau sebungkus nasi dari perempuan berjilbab  itu akan diberikan kepada musafir akan lain ceritanya, pasti si musafir atau orang yang bernasib kurang baik dan yang membutuhkan  mensyukuri  atas pemberian itu karena keikhlasan perempuan berjilbab tersebut.
Sudah mencampakkan sebungkus nasi, masih dibarengi dengan omongan yang kurang baik, namun si perempuan berjilbab dengan tenang, tegar dan sabar berlalu sambil memungut nasi, bumbu, sayur, ikan yang ada di jilbabnya seraya hati  berucap istigfar.
Untuk perempuan berjilbab, jalani ritme kehidupan dengan tetap sabar, tawakal, kendalikan diri, jangan terlibat atau terbawa arus emosi yang berlebihan. Anda tidak berjalan sendiri, masih ada orang sangat peduli.

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!