Saia dan Dualitas

sombreroid | 23.43 |

Sudah menjadi ciri semesta sejak dulu kalau ditandai oleh musim. Siklusnya memang menunjukkan tanda tanda perubahan dari waktu ke waktu, namun siklus itu sendiri tidak mengenal kata henti. Seperti menjadi cermin semesta, kehidupan juga serupa. Setiap kedamaian diikuti oleh kekisruhan. Setiap keberhasilan membawa kegagalan di belakangnya. Setiap pujian pasti dikuti oleh makian secara bergantian. Sedikit hal yang absolute dalam kehidupan manusia, dan siklus tadi satu diantara yang sedikit tadi.

Hanya saja, kendati sudah hadir dalam bentangan sejarah yang demikian panjang, dan juga menjadi bagian absolute yang pasti terulang, kehidupan manusia sudah terlalu lama ditandai oleh kemewahan untuk memilih sukses diatas gagal, pujian diatas makian, kedamaian diatas kekisruhan. Kendati kehidupan sudah demikian bermurah hati kepada manusia ( sebagai contoh, kebanyakan manusia sakit kurang dari setahun selama hidup, dan bisa hidup sampai 70 tahun ), tetapi toh masih tersedia berlimpah manusia yang mengeluh dengan rasa sakit.

Di bagian bagian tertentu kehidupan, sakit bahkan ditempatkan sebagai kutukan kehidupan. Di belahan bumi yang lain, orang orang sakit demikian diisolasikan. Di samping karena orang takut tertular, juga karena dicurigai membawa setan yang menakutkan. Tidak hanya sakit, setiap kekisruhan ( meledaknya bom buku, misalnya) juga dianggap sebagai gelapnya kehidupan. Takut terkena ledakan bom tentu saja manusiawi. Namun, melihat kekisruhan hanya semata mata sebagai sahabat setan tanpa memberikan manfaat buat kehidupan, tentu saja layak direnungkan kembali.

Kenaikan dalam kehidupan juga serupa. Sudah menjadi perilaku demikian banyak orang yang kehidupannya menaik, kemudian berdoa dan memohon kalau kenaikan ini tidak akan mengenal kata henti. Begitu kenaikan diikuti oleh penurunan, maka dicari carilah dosa dan kesalahan yang membuat penurunan terjadi. Tidak jarang terjadi dari orang lain atau pihak luarlah yang dijadikan kambing hitam.

Belum lagi dengan kegagalan, ia tidak kurang dari penyakit masyarakat. Siapa saja yang menggendong kegagalan dalam hidupnya, ia tidak saja miskin teman. Bahkan, seluruh kebenaran yang keluar dari mulutnya tidak akan dipercaya siapapun. Lain dengan orang orang yang berhasil, mereka tidak saja diselimuti kemewahan yang menawan, tapi juga didengarkan. Bahkan bila ada orang sukses yang mengatakan ayam bisa memakan besi pun ada yang percaya.

Ini semua memang bukan sebuah palu atau stempel kesalahan, melainkan perjuangan manusia yang panjang untuk mempertahankan kemewahan dan kemanjaannya. Kendati tidak pernah berhasil dalam hal ini, tetap saja sejarah ditandai oleh jejak jejak kaki manusia untuk mempertahankan sukses diatas gagal, damai diatas kisruh, naik diatas turun. Entah berapa air mata yang sudah diteteskan, berapa nyawa yang sudah di korbankan, berapa perang yang dikobarkan. Dan hasilnya semua tidak bisa melawan hukum besi siklus tadi.

Belum ada tanda tanda kelelahan manusia dalam hal ini. Kebanyakan manusia masih berlari mencari. Sebagian bahkan menggunakan cara dan jalan yang teramat keras. Sebagian lagi bahkan berjuang mengibarkan bendera bendera yang bertulisakan nama Tuhan diatasnya. Sebaliknya, ada juga yang berlayar dengan perahu perahu keikhlasan. Di tengah ketidak mampuan pengetahuan manusia untuk memberi kompas dalam perjalanan, Saia teringat penuturan sahabat nun jauh ditengah hutan rimba kelimantan, satu satunya alasan kenapa seruling terdengar merdu dan indah serta dibelai belai oleh pemiliknya adalah karena ia pernah mengalami serangkaian proses yang sulit. Batangnya dipotong, kulitnya dihaluskan, dan yang paling menyakitkan dilobangi dengan pisau tajam. Demikian juga dengan kupu kupu hewan yang paling indah yang pernah saia lihat. Ia harus keluar dari kepompong dengan penuh perjuangan. Tanpa penghalang yang bernama kepompong, bisa jadi nasib kupu kupu akan lain sekali.

Sejarah banyak bangsa juga serupa. Afrika selatan amat beruntung memiliki Nelson Mandela. Setelah melalui siksaan yang dalam dan panjang. Bersimbah darah disana sini. Jatuh korban tidak sedikit. Lama disiksa oleh diskriminasi apartheid. Namun, begitu siksaan itu berlalu, bangsa Afrika selatan keluar menjadi sebuah kekuatan yang mengagumkan. Demikian juga dengan sejarah Amerika. Ada jalan panjang penyiksaan yang telah mereka lewati.

Terinspirasi dari sini, jangan jangan semua kesulitan dan badai kehidupan adalah rangkaian kehormatan bagi manusia. Disebut kehormatan, karena badai ini juga yang bisa membuat nasib manusia seperti seruling. Setiap bentuk ketakutan akan badai mudah sekali membuat kita jadi lemah dan lembek. Lebih dari sekedar lemah dan lembek, ketakutan macam ini juga yang membuat manusia jadi bernafsu untuk melawan hukum sang musim. Sebuah hukum besi yang tidak bias di lawan siapapun. Setidaknya, itulah yang di bisikkan oleh derita, air mata dan duka cita ketika kita megalami kesedihan mendalam setelah banyak sekali penderitaan mampir singgah kedalam kehidupan sehari hari heheheheheh….dari dualitas yang harus di alami aidit faisol with love…..

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!