KESEIMBANGAN

sombreroid | 12.09 |

Gempa yang baru terjadi di Jepang menyisakan keperihan dan kesedihan. Walaupun ada pelatihan mengantisipasi gempa, musibah tidak dapat dihindari, secanggih apapun pemikiran manusia sehingga menciptakan teknologi yang juga sebatas pada pemikiran manusia. Saat di darat, saya punya pemikiran kalau terjadi apa-apa, bisa kita mengurangi resiko. Itu hanya untuk membesarkan hati saya terhadap ketakutan. Ketika saya menyeberang dengan menggunakan ferry dengan ombak yang begitu lumayan dahsyatnya, sejenak ku berpikir dan menyelami, Inilah kebesaran Rabb. Tidak hanya meniup angin dan menggerakkan air, namun juga membuat angin dan air bergerak dengan lembutnya bahkan musisi yang terkenal " Kitaro" ini mengambil ritme musiknya. Itulah "Keseimbangan". Keseimbangan antara baik-buruk, senang-susah, keramaian-kesepian dan lainnya di dalam ritme kehidupan. Sekilas saya mengambil cerita di atas ferry ketika menyeberang.
Sebelum kapal beranjak dari dermaga, ritme di dalam kapal tidak ubahnya seperti pasar dengan keramaian. Para penumpang termasuk saya, berebut untuk mencari tempat duduk yang nyaman, mengkavling, menaruh barang bawaan sehingga penumpang lain tidak bisa duduk di sebelah saya. Pedagang asongan silih berganti untuk menawarkan barang dagangannya. Saya hitung-hitung udah berapa kali saya ditawarkan barang yang sama dengan pedagang yang sama pula. Saya mengatakan dengan baik tanpa mengurangi rasa hormat pada pedagang asongan "maaf mas/pak, saya udah bawa bekal".
Usaha keras dan menyakinkan ke konsumen, para pedagang asongan tidak pernah putus asa, itu yang saya cermati. Berdagang dengan limit waktu diatas kapal, mereka tidak sadar. Yang ada dalam benak mereka, bagaimana laku dagangannya karena "para pasukan di rumah" sudah menanti. Tiap hari mereka berdagang seperti itu, tidak mengenal waktu, lelah, dan keputusasaan.
Kapal beranjak akan meninggalkan dermaga, para pedagang asongan  menuruni anak tangga dan keluar dari kapal. Kapal mulai berjalan dengan diiringi ombak yang sangat mengasyikkan.Disinilah mulai kesepian, hiruk pikuk lenyap berbeda saat para penumpang yang berebut tempat dan pedagang asongan  menjajakan dagangannya.
Kesunyian diawali disini. Saya menikmati alunan ombak, dengan tetap mengagumi kebesaran Rabb dan berdo'a supaya tidak terjadi apa-apa, diberikan keselamatan diriku dan seluruh penumpang. Pada siapa kita berserah, kalau tidak pada Illahi? Saya, nakhoda, ABK dan seluruh penumpang  hanya  hamba yang kecil, yang tidak bisa berbuat apa kalau musibah itu datang. Disinilah, saya, dan anda akan mengagumi kebesaran Rabb. Pertanyaan saya timbul dengan sedikit nakal "Bagaimana di saat keramaian, apakah saya, anda akan mengingat kebesaran Rabb"
Saat keramaian, terkadang kita sedikit lupa dengan segala nikmatNya. Saya sebagai manusia biasa juga terkadang lalai, dan harus cepat mengingatkan diri kita sendiri dengan berucap "istighfar" supaya kita tidak termasuk orang-orang yang dzalim, yang lupa akan kenikmatan yang sudah diberikanNYA.
Disaat saya, anda berebut mencari tempat yang nyaman, jangan melupakan bahwa ada orang juga menbutuhkan kenyamanan yang sama. Di saat para pedagang asongan menawarkan dagangannya, dengan seperti itulah dia mencari sebagian rizki, dia berbuat seperti itu untuk menafkahi keluarganya.
Hidup ini seimbang, itu yang harus saya, anda tanamkan. Disaat saya, anda senang, jangan melupakanNYA, dan disaat kita menghadapi kesepian/kesunyian, saya, anda jangan melupakanNYA.
Sedikit tulisan, semoga bermanfaat bagi saya, anda dan semua pembaca.

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!